Tuesday, July 28, 2009

ajaran moral dalam wayang

Ceritera dalam pertunjukan wayang kulit sejatinya menampilkan ajaran moral, dimana manusia hidup diharapkan dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Tamsil etika nilai-nilai dalam wayang biasanya disampaikan secara tegas misalnya jangan membunuh, jangan berdusta, jangan berkhianat, tidak boleh marah, tidak boleh munafik dan lain sebagainnya.

Hal lain yang ditampilkan dalam pergelaran wayang adalah soal dilema atau pilihan. Manusia hidup ternyata selalu dihadapkan dengan pilihan. Tetapi apapun pilihannya manusia toh harus memilih, meski pilihan atau keputusan yang diambilnya tid fak pernah sempurna. Hal ini menunjukan bahwa manusia secara spikologis dan filosofis selalu dihadapkan dengan problemanya yang tak pernah terpecahkan dengan sempurna. Kemudian manusia harus mampu berdiri di salah satu pihak, mau yang baik atau yang buruk misalnya; Jamadagni harus memilih membunuh istrinya atau membiarkan istrinya berdosa Rama Parasu harus memmilih membunuh Ibunya atau menentang perintah Ayahnya Harjuna sasra Harus memlilih meninggalkan tahtahnya atau mencari Nirwana Wibisana harus memilih ikut angkara atau ikut kebenaran. Sri Rama Harus memilih, mengorbankan rakyatnya atau mengonbankan cintanya.

Sesudah manusia berani menetapkan pilihannya maka barulah keputusan dan tindakan manusia itu berarti dan bermakna bagi kehidupannya. Tanpa pendirian yang tegas mengenai pilihan dasarnya maka sebenarnya manusia tidak menjalani kemanusiaaanya atau eksistensinya. Jadi dengan demikian setiap tindakan manusia akan selalu didukung oleh suatu sikap etis. Ia tidak akan dapat lari dan melepas tangung jawab dari tindakan-tindakannya. Inilah salah satu ajaran wayang tentang bagaimana manusia harus bersikap.
bharatayudha.multiply.com

No comments:

Post a Comment